Al kahfi Nabi Musa dan Nabi Khidzir [daily-ki]

Jumat kliwon 5 muharram selepas solat subuh seperti hari hari jumat biasa kami melakukan wadhifah membaca surat Al kahfi. setelah selesai Abi (sebutan kepada pengasuh kami) mengingatkan bahwa pada lafadz بلغا ayat 61 itu dibaca panjang, karena disitu mengandung makna dua atau biasa disebut dengan tasniyah dalam ilmu nahwu yang bertanda alif dan nun ketika i'rob rafa. dua orang tersebut yaitu nabi musa dan muridnya yang sedang mencari nabi khidzir. sedangkan بلغ pada ayat 86 dibaca pendek karena disitu mengandung makna satu yaitu tempat terbenamnya matahari dalam kisah dzilkarnain. beliau menjelaskan sedikit tentang kisah nabi khidzir dan nabi musa. dari sini pembahasan dimulai.

Nabi musa AS adalah nabi yang memiliki sifat sombong bagaimana tidak dikatakan sombong ia berucap "tidak ada manusia di muka bumi ini yang kepintarannya melebihi saya". ucap nabi musa AS. dari situ Allah swt memerintahkan kepada musa AS untuk bertemu hamba-Nya yang bernama khidzir AS. Dia mendapat teguran dan perintah dari Allah, seperti yang diriwayatkan dalam hadis yang berbunyi sebagai berikut:
 أَنَّ مُوْسَى قَالَ خَطِيْبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيْلَ فَسُئِلَ أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ�? قَالَ أَنَا�, فَعَتَبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ إِذْلَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ فَأَوْحَى اللّٰهُ إِلَيْهِ إِنَّ لِيْ عَبْدًا بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ. (رواه البخاري عن أبي بن كعب)
Bahwasanya Musa as (pada suatu hari) berkhutbah di hadapan Bani Israil. Kemudian ada orang bertanya kepadanya, “Siapakah manusia yang paling alim.” Dia menjawab, “Saya.” Maka Allah menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmunya kepada Allah Ta'ala. Kemudian Allah mewahyukan kepadanya, “Aku mempunyai seorang hamba di tempat pertemuan dua lautan yang lebih alim darimu.” (Riwayat al-Bukhārī dari Ubay bin Ka'ab)

singkat cerita dalam ayat ke 65 surat Al kahfi dijelaskan nabi musa AS bertemu dengan seseorang yang وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًا yaitu orang yang pandai dalam ilmu ma'rifat. Dr. KH. Mohammad Fateh, M.Ag. atau yang biasa kami sebut Abi menuturkan bahwa dalam keadaan tersebut ilmu nabi Musa AS masih pada tingkatan syariat sedangkan balya ibn malkan (Nabi Khidzir AS) sudah pada tingkatan Ma'rifat sehingga beliau mengetahui apa hakikat perbuatan yang beliau kerjakan. mudahnya gini Nabi Khidzir AS mengetahui sebelum kejadian kalau orang jawa bilang weruh sak durunge winarah. oke kita lanjutkan, setelah keduanya saling bertemu nabi musa AS berkata apakah aku boleh mengikutimu supaya aku belajar dari yang disampaikan kepadamu. 

Sesungguhnya kamu tidak akan sanggup bersabar bersamaku. jawab nabi khidzir AS beliau berkata (ayat 67-68)
namanya juga orang yang penasaran pasti akan melakukan apa yang ia inginkan nabi musa AS pun dengan tegas mananggapi nabi khidzir AS dengan berkata (ayat 69) kemudian nabi khidzir AS meng-iya-kan permintaan nabi musa AS akan tetapi nabi khidzir AS memberikan satu syarat, ingat hanya satu syarat yaitu "Jika kamu ingin mengikutiku maka jangan menanyakan sesuatu sampai aku menjelaskannya kepadamu". ucapan nabi khidzir AS. padahal ini tingkatannya seorang nabi. semakin tinggi derajat seseorang semakin sedikit syaratnya untuk naik derajat tetapi mengerjakannya amatlah sulit. nabi khidir AS hanya memberikan satu syarat bukan berarti nabi khidzir AS meremehkan nabi musa AS tetapi inilah syarat yang terberat bagi nabi musa AS (bani israil) yang bertolak belakang dengan sifatnya. kita bisa ambil hikmah dari "syarat" tersebut bahwasanya jika kita ingin naik derajat maka kita harus melawan hawa nafsu (kebiasaan yang buruk) karena bani israil mempunyai kebiasaan sering bertanya. memang bertanya itu baik tapi kalau dikit-dikit bertanya ya gak baik. 

Kemudian mereka berdua ( nabi musa dan nabi khidzir AS) melakukan perjalanan dan sampailah mereka di tengah laut dengan menaiki perahu setelah mereka sampai di daratan nabi khidzir tanpa ada sebab yang dialami sebelumnya melubangi perahu tersebut. ingat pesan nabi khidzir kepada nabi musa "Jika kamu ingin mengikutiku maka jangan menanyakan sesuatu sampai aku menjelaskannya kepadamu". [Q.S. Al-Kahfi :70]. Ini masih awal perjalanan tapi nabi musa AS melanggar syarat yang diberikan oleh nabi khidzir.
Disini nabibkhidzir AS masih memaklumi mungkin karena belum adaptasi saja sehingga nabibmusa AS masih belum terbiasa. Nabi Khidzir menjelaskan bahwasanya parahu ini milik orang miskin yang hanya bekerja menggunakan perahu yang baru ini tetapi di depan dermaga ada seorang penguasa (preman) yang selalu merampas perahu jika ia melihat perahu itu bagus.

Keduanya turun dari perahu dan bertemu seorang anak kecil kemudian nabi khidzir dengan serta merta membunuhnya sampai disinipun nabi musa masih mengulangi kesalahan yang telah terjadi sebelumnya tapi manusia yang bernama khidzir ini tetap sabar dan menjelaskannya. bahwa anak ini nanti kalau sudah besar akan menjadi anak durhaka padahal kedua orang tua nya adalah seorang muslim yang taat.
oke kemudian keduanya melanjutkan perjalanan menuju sebuah perkampungan. namanya juga musafir jadi mereka berdua tidak memiliki bekal yang cukup sehingga mau tidak mau keduanya harus mencari orang yang dermawan untuk meminta makanan agar keduanya tidak kelaparan. akan tetapi penduduk setempat enggan memberikan apa yang nabi musa dan nabi khidir minta satupun tidak ada, disini keduanya beristirahat dan menemukan rumah yang sedikit mau roboh rumah ini milik si yatim kecil. walaupun semua penduduk enggan memberikan makanan untuk mereka berdua tapi nabi khidzir tetap membangun (memberi kebaikan) supaya tidak roboh.

Disini lagi lagi nabi musa bertanya padahal (bertanya) itu sebuah peraturan yang tidak boleh dilanggarnya tapi yang namanya guru (Nabi Khidzir) tetap masih memaafkan dan menjelaskan bahwa dibawah rumah tersebut terdapat harta peninggalan orang tua yatim kecil itu, jika rumah tersebut roboh maka harta yang ada dibawahnya terlihat para tetangga yang bakhil sehingga mereka mengambil semua harta anak yatim kecil itu. disini kita dapat mengambil pelajaran bahwa walaupun disekeliling kita lingkungannya kotor jelek buruk. kita wajib memberikan contoh yang baik dengan menebar kebaikan jangan sungkan sungkan berbuat baik walaupun lingkungan kita buruk. sampai disinipun nabi khidzir memerintahkan nabi musa untuk meninggalkannya karena ilmu nabi musa (pada waktu itu) masih belum sampai pada tahapan seperti nabi khidzir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKNA KEBERSAMAAN DARI DUA GENERASI YANG BERBEDA

Tradisi Ziarah Kubur di Batang Tercemar Sampah, Bunga Tabur Dihinggapi Lalat Besar